TUGAS
AKHIR AGAMA HINDU
Vibuthi
Yoga dalam Keyakinan Agama Hindu
Disusun
Oleh
1413021056
KELAS
II B
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015
Doa pembuka
Om
sam gacchadwam, sam vadadwam, sam wo manamsi janatam dewa Bhagam yatha purwe
sam janana upasate.
Om
samani wa akutih samana hrdayaniwah, samanamastu wo mano yatha wah susahasati.
Om
ano bhadrah kratawo yantu wiswatah
Terjemahan :
Oh
Hyang Widhi, kami berkumpul di tempat ini, hendak berbicara satu sama lain
untuk menyatukan pikiran sebagai mana halnya para Dewa selalu bersatu.
Oh
Hyang Widhi tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati, bersatu
dalam pikiran hingga dapat hidup bersama dalam keadaan sejahtera dan bahagia.
Oh
Hyang Widhi, semoga pikiran yang baik datang
dari segala penjuru
PRAKATA
Om Swastyastu
Puji Syukur penulis
panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Vibuthi Yoga dalam Keyakinan
Agama Hindu” ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini
tidak bisa diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Agama Hindu yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang baik
dalam mendalami materi dan menyusun makalah. Serta teman-teman yang membantu
pengumpulan data hingga terciptanya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan pada isi dan penulisan makalah ini.Oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan.Semoga karya tulis
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Singaraja, 7 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Prakata
........................................................................................................ ii
Daftar
Isi ..................................................................................................... iii
BAB
I Pendahuluan ....................................................................................
1.1 LatarBelakang
....................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan
Penulisan ................................................................................... 2
1.4 Manfaat
penulisan……………………………………………………... 2
BAB
II Pembahasan ...................................................................................
2.1
Vibuthi Yoga dalam keyakinan Agama Hindu ……………………….. 3
2.2
Implementasi Vibuthi Yoga dalam keyakinan Agama Hindu……….. 7
BAB
III Penutup ........................................................................................
3.1
Simpulan ............................................................................................... 12
3.2
Saran ..................................................................................................... 12
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sebagai
makhluk religius, manusia memiliki kepercayaan terhadap adanya Tuhan. Kepercayaan
ini menunjukan bahwa manusia memiliki keyakinan terhadap ajaran Agama, sehingga
dalam kehidupannya manusia memiliki keyakianan yang mampu memberi ketenangan
dan kedamaian. Menciptakan kehidupan yang damai, seseorang wajib memiliki
keyakianan yang mantap. Mendapatkan kedamaian ini salah satunya dapat diperoleh
melalui ajaran Agama. Melalui ajaran Agama, kita dapat dituntun untuk selalu
melakukan hal-hal yang baik dan benar. Di dunia terdapat banyak Agama yang
dapat menuntun manusia menuju kebenaran. Salah satunya adalah Agama Hindu.
Keyakinan Umat Hindu akan adanya Tuhan terlihat dari
ajaran Panca Sradha. Panca Sradha adalah 5 dasar keyakinan umat Hindu yang
selalu menjiwai setiap prilakunya sehari-hari sebagai cerminan manusia
beragama. Prilaku yang dijiwai oleh suatu keyakinan yang sunguh-sungguh
biasanya memancarkan vibrasi menyejukkan di lingkungannya, oleh karena itu
keyakinan adalah suatu yang sangat dibutuhkan oleh kehidupan manusia. Hidup
tanpa keyakinan ibarat berjalan dengan memejamkan mata yang bermuara pada
kehidupan yang tidak menentu dan tanpa tujuan yang pasti.
Lima
dasar keyakinan atau kepercayaan umat Hindu itu adalah :
1) Percaya
dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa
2) Percaya
dengan adanya Atman
3) Percaya
dengan adanya Karma Phala/Hukum Karma Percaya dengan adanya
Punarbhawa/Reinkarnasi
4) Percaya
dengan adanya Moksa
Menurut
ajaran Agama, Tuhanlah yang menjadikan semua yang ada di alam semesta ini.
Tuhan merupakan pencipta alam semesta, namun tidak ikut campur dalam kejadian
di alam semesta. Cendekiawan menganggap berbagai sifat-sifat Tuhan berasal dari
konsep ketuhanan yang berbeda-beda. Konsep yang paling umum, di antaranya
adalah Mahatahu (mengetahui segalanya), Mahakuasa (memiliki kekuasaan tak
terbatas), Mahaada (hadir di mana pun), Mahamulia (mengandung segala
sifat-sifat baik yang sempurna), tak ada yang setara dengan-Nya, serta bersifat
kekal abadi.
Tuhan
dalam keadaan tanpa sifat disebut niguna atau sunya. Nirguna atau sunya adalah
istilah yang digunakan untuk hakikat Tuhan dalam keadaan hukumnya semual. Pada
ilmu filsafat dikatakan sebagai keadaan transendental. Transendental adalah
sesuatu yang berada di luar lingkaran kemampuan pikir. Kalau diibaratkan
fikiran itu mempunya batas seperti lingkaran, segala yang ada di luar lingkaran
dinamakan dalam alam transendental.
Maka berdasarkan uraian, untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai sifat Tuhan melalui Vibuthi Yoga, maka
penulis membahas topik yang berjudul “Vibuthi Yoga dalam
keyakinan Agama Hindu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas
dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana
Vibuthi Yoga dalam keyakinan Agama Hindu?
1.2.2 Bagaimana
Implementasi Vibuthi Yoga dalam keyakinan Agama Hindu?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
makalah ini, sebagai berikut:
1.3.1
Menjelaskan
Vibuthi Yoga dalam keyakinan Agama Hindu
1.3.2
Menjelaskan Implementasi Vibuthi Yoga
dalam keyakinan Agama Hindu
1.4 Manfaat Penulisan
Dalam penulisan makalah ini dapat diperoleh beberapa manfaat, adapun
manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1
Memahami Vibuthi Yoga dalam keyakinan
Agama Hindu
1.4.2
Memahami Implementasi Vibuthi Yoga dalam
keyakinan Agama Hindu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Vibuthi Yoga dalam Keyakinan
Agama Hindu
Vibuthi
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata Vibhu-ti berarti hadir dimana-mana;
kekal; mengembang seluas-luasnya; kuat; yang kuasa; yang maha kuasa. Yoga
berarti penyatuan. Vibuthi Yoga berarti kebesaran dan kemuliaan Tuhan yang
dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibuthi Yoga adalah penghayatan
terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maharesi melalui
spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai
rasa kekagumannya. Hakikat utama ajaran Vibuthi Yoga adalah memberi jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan yang muncul mengenai
sifat-sifat Ida Sang Hyang Widi/Tuhan Yang Maha Esa yang transendental atau di
luar alam indria.
Penggambaran
sifat-sifat mulia dan agung dari Tuhan yang melebihi segala yang ada merupakan
ajaran Vibuthi Yoga. Vibuthi Yoga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan
kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maharesi melalui spiritual yang
kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai rasa
kekagumannya. Hakikat utama ajaran Vibuthi Yoga adalah memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan yang muncul mengenai sifat-sifat
Ida Sang Hyang Widi/Tuhan Yang Maha Esa yang transendental atau di luar alam
indria.
Ajaran
Vibuthi Yoga dilukiskan dalam sifat-sifat agung dari Tuhan seperti dewa dari
semua dewa, maha bijaksana, maha mengetahui, maha adil, maha tinggi dan
sebagainya. Kesadaran spiritual dalam penghayatan terhadap keagungan Tuhan yang
dirasakan oleh Maha Rsi di mana keagungannya ini dilukiskan dengan suatu puisi
yang bersifat abstrak yang mengandung makna moral yang digubah dengan begitu
indahnya sehingga puisi itu bernilai sangat tinggi.
Sumber
yang digunakan untuk melukiskan segala keindahan itu adalah sinar. Sinar
menjadi objek utama dan sangat dikagumi oleh para pujangga, sehingga sinar
menjadi simbul keindahan dan kemuliaan jiwa. Sinar merupakan simbol kebenaran,
gambaran hukum Rta, kebaikan, kemuliaan, keindahan akal budi dan sebagainya.
Dewa Agni sebagai dewa keagungan, dan sumber sinar. Dewa Agni di puja sebagai
yang berkilau,memancarkan sinarnya ke bumi, ke langit, ke laut dan memberikan
kehidupan pada semua makhluk. Dewa surya di pandang sebagai dewa sumber yang
memeberikan kehidupan, sehingga dewa ini dipandang sebagai atman dari semua
makhluk hidup baik yang bergerak maupun seluruh alam semesta.
Tuhan mempunyai empat sifat kemahakuasaan yang
disebut dengan Cadu Sakti, yang terdiri dari:
1.
Prabu Sakti artinya Tuhan yang bersifat
Maha Kuasa, Hyang Widhi menguasai alam semesta, baik sebagai pencipta,
pemelihara, dan pelebur.
2.
Wibhu Sakti artinya Tuhan bersifat Maha
Ada, meresap dan meliputi seluruh alam semesta, dan Tuhan berada dimana-mana.
3.
Jnana Sakti artinya sifat Tuhan Maha
Tahu, atau dapat mengetahui segala-galanya meliputi awal, pertengaha, dan akhir
dari segala kejadian karena Beliau merupakan saksi agung dan memiliki tiga
sifat yaitu Dura Darsanaartinya memiliki pandangan tembus, yang tidak terbatas
oleh ruang gerak dan waktu, Dura Srawana artinya memiliki pendengaran tembus,
Dura Jnana artinya pikiran tembus yang dapat membaca jalan pikiran seseorang.
4.
Kriya sakti artinya sifat Tuhan Maha
Karya, Tuhan adalah Maha Pencipta, sebab Tuhanlah yang pada mulanya menciptakan
langit, matahari, bulan, bintang, serta bumi, dan pada saatnya nanti akan
ditarik kembali.
Penggambaran sifat-sifat mulia dan agung dari
Tuhan seperti terlukis dalam sloka-sloka berikut :
na me
viduḥ sura-gaṇāḥ
prabhavaḿ
na maharṣayaḥ
aham ādir
hi devānāḿ
maharṣīṇāḿ
ca sarvaśaḥ
(Bhagavad
Gita.X.2)
Terjemahan : Rahasia kelahiran-Ku
ini , para dewa tidak mengenalinya,dan para maharesi suci juga tidak
mengenalinya.Sebab,dalam segala hal Aku adalah sumber awal dari para maharesi
mulia dan juga para dewa.
etāḿ vibhūtiḿ yogaḿ ca
mama yo vetti tattvataḥ
so 'vikalpena yogena
yujyate nātra saḿśayaḥ
(Bhagavad
Gita.X.7)
Terjemahan: Orang yang mengetahui
dengan sebenarnya rahasia dari segala kehebatan dan kekuatan yoga-Ku, maka
mereka akan menjadi orang yang di berkahi dengan rasa bhakti tidak tergoyahkan
terhadap-Ku. Dalam hal ini, sedikitpun tidak ada keraguan.
ahaḿ sarvasya prabhavo
mattaḥ sarvaḿ prāvartate
iti matvā bhajante māḿ
budhā bhāva-samanvitāḥ
(Bhagavad
Gita.X.8)
Terjemahan : Aku adalah sumber dari
seluruh ciptaan. Dari-Kulah segala sesuatu bermunculan. Orang-orang bijaksana
terpelajar memahaminya dengan cara seperti itu,mereka memuja-Ku dengan sepenuh
hati.
teṣām evānukampārtham
aham ajñāna-jaḿ tamaḥ
nāśayāmy ātma-bhāva-stho
jñāna-dīpena bhāsvatā
(Bhagavad
Gita.X.11)
Terjemahan : Hanya dengan tujuan
untuk memberikan karunia khusus kepada penyembah-Ku yang murni , maka Aku yang
bersemayam di dalam hatinya, dengan sinar cemerlang lampu ilmu pengetahuan suci
melenyapkan kegelapan bathinnya yang disebabkan oleh kebodohan.
aham ātmā guḍākeśa
sarva-bhūtāśaya-sthitaḥ
aham ādiś ca madhyaḿ ca
bhūtānām anta eva ca
(Bhagavad
Gita.X.20)
Terjemahan : Wahai Arjuna yang telah
mengalahkan rasa kantuk, sesungguhnya Aku adalah awal, pertengahan dan akhir
semua makhluk. Dan Aku adalah roh yang bersemayam didalam hati semua makhluk
hidup.
ādityānām ahaḿ viṣṇur
jyotiṣāḿ ravir aḿśumān
marīcir marutām asmi
nakṣatrāṇām ahaḿ śaśī
(Bhagavad
Gita.X.21)
Terjemahan : Di antara para putra
Āditi, Aku adalah Visnu Vamana, di antara sumber-sumber cahaya yang bersinar
cemerlang,Aku adalah matahari. Di antara para Marut Aku adalah Marici, dan di
antara bintangbintang Aku adalah bulan.
vedānāḿ sāma-vedo 'smi
devānām asmi vāsavaḥ
indriyāṇāḿ manaś cāsmi
bhūtānām asmi cetanā
(Bhagavad
Gita.X.22)
Terjemahan : Aku adalah SamaVeda di
antara Veda-veda, di antara para dewa, Aku adalah Indra, aku adalah pikiran
diantara indria-indria,dan Aku adalah
daya hidup di antara semua makhluk hidup.
Maharesi
menerima sabda suci serta membayangkan-Nya sebagai sesuatu yang indah, meriah,
dan megah. Pemuja mengangungkan-Nya sebagai menggetarkan sikap sriritual puitis
dari sabda yang merupakan kenyataan yang sangat luhur. Kebesaran-Nya
sesungguhnya yang di luar jangkauan akal pikir umat manusia. Devata sesuai akar
katanya, berarti yang bersinar, maka para maharesi menangkap sinar suci-Nya
yang dilukiskan dalam mantra-mantra Veda yang indah, suci penuh batih.
Sri
Krsna menyampaikan tentang Kemaha Agungan-Nya, sebagai awal, pertengahan, dan
akhir segala ciptaan. Dialah Tuhan yang menjadi benih setiap makhluk.
Orang-orang yang penuh dengan cinta kasih bhakti berserah diri pada-Nya akan
mendapatkan berkah khusus sehingga bisa mendekatkan diri kepada Tuhan.
Pada
bagian ini, Tuhan memaparkan Keagungan-Nya yang lebih agung dan berada di atas
segala yang ada. Tuhan menciptakan alam semesta dan segala isinya. Tuhan adalah
sumber para dewa. Tuhan bersemayam sebagai Roh yang Utama di dalam hati semua
makhluk.
2.3 Implementasi Vibuthi Yoga dalam Keyakinan
Agama Hindu
Kitab suci Agama Hindu terdapat sifat-sifat Tuhan yang dilukiskan
sebagai Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa. Tuhan Yang Maha Mengetahui
dan Maha Kuasa merupakan perwujudan keadilan, kasih sayang dan keindahan. Tuhan
merupakan perwujudan dari segala kualitas terberkati yang senantiasa dapat
dipahami manusia. Tuhan senantiasa siap mencurahkan anugerah, kasih dan
berkah-Nya. Tujuan utama penciptaan dunia semesta ini adalah untuk mencurahkan
berkah-Nya pada makhluk-makhluk, membimbingnya secara bertahap dari keadan yang
kurang sempurna menuju keadaan yang lebih sempurna
Jalan (patha) menuju Tuhan ialah cara bagaimana seseorang
akan sampai kepada Tuhan atau wilayah Tuhan. Tidak ada manusia yang
mengetahuinya dengan pasti dan menegaskan bahwa jalan itu adalah satu-satunya
yang dapat membawanya kepada Tuhan. Sesuatu yang wajar jika seseorang ingin
mencapai tempat yang dituju harus mengenal tempat itu dan demikian pula untuk
sampai kepada Tuhan, orang harus mengenal Tuhan. Tetapi pengetahuan kita tenang
Tuhan terbatas. Cara mengetahuinya juga terlalu berliku-liku sehingga dapat
menyesatkan tanpa kesadaran dan berpikir selalu tentang Tuhan. Sebagai contoh,
seseorang yang ingin pergi ke Bali setidak-tidaknya mengenal ciri-ciri yang
dikatakan Pulau Bali yang berbeda dari pulau lainnya. Orang harus mendapatkan
petunjuk-petunjuk. Tanpa petunjuk-petunjuk orang dapat nyaar ke tempat lain,
lebih-lebih bagi seorang asing yang akan pergi ke tempat itu.
Pemahaman mengenai sifat-sifat Tuhan dapat diperdalam melalui
penggambaran wujud Tuhan sebagai Brahman, Devata atau Deva, Personal God dan
Impersonal God berikut ini:
A.
Brahman
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana
yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat
digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta keberadaan
ini disebut Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam alam pikiran manusia.
Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam beberapa nama, antara lain:
·
Brahman
atau asal muasal dari alam semestea dan segala isinya
·
Purushottama
atau Maha Purusha
·
Iswara
(dalam Weda)
·
Parama
Ciwa (dalam Whraspati tatwa)
·
Sanghyang
Widi Wasa (dalam lontar Purwabhumi Kemulan)
·
Dhata:
yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
·
Abjayoni:
yang lahir dari bunga teratai
·
Druhina:
yang membunuh raksasa
·
Viranci:
yang menciptakan
·
Kamalasana:
yang duduk di atas bunga teratai
·
Srsta:
yang menciptakan
·
Prajapati:
raja dari semua makhluk/masyarakat
·
Vedha:
ia yang menciptakan
·
Vidhata:
yang menjadikan segala sesuatu
·
Visvasrt:
ia yang menciptakan dunia
·
Vidhi:
yan menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili.
Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa ini, meskipun telah
berusaha menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin, tetap saja sangat terbatas. Kitab-kitab
Upanisad menyatakan definisi atau pengertian apapun yang ditujukan untuk
memberikan batasan kepada Tuhan Yang Tidak Terbatas itu tidaklah menjangkau
kebesaranNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad menyatakan tidak ada definsi yang
tepat untukNya.
Upaya untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain
kecuali mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para guru yang ahli di
bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan
pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan temasuk kitab-kitab Vedanta
(Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan
tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Brahman
memiliki 3 aspek penting yaitu:
1. Sat: sebagai Maha Ada satu-satunya, tidak ada
keberadaan yang lain di luar beliau
Melalui kekuatanNya, Brahman telah menciptakan
bermacam-macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam semesta ini. Tuhan
mampu menciptakan segala yang tidak mungkin menjadi mungkin, menjadikan yang
mungkin menjadi tidak mungkin. Tuhan menciptakan planet, manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan serta benda yang disebut benda mati berasal dari Tuhan dan
kembali pada Tuhan bila saatnya pralaya tiba. Semua yang terjadi atas kehendak
dari Tuhan. Kita sebagai manusia tidak bisa mengingkari apa yang diberikan oleh
Tuhan. JIka Tuhan berkehendak, semua bisa terjadi. Tidak ada satupun
benda-benda alam semesta ini yang tidak bisa bersatu kembali dengan Tuhan,
karena tidak ada barang atau zat lain di alam semesta ini selain Tuhan.
2. Cit: sebagai Maha Tahu
Beliaulah sumber ilmu pengetahuan, bukan pengetahuan agama,
tetapi sumber segala pengetahuan. Pengetahuan menyebabkan dunia ini menjadi
berkembang dan berevolusi, dari bentuk yang sederhana bergerak menuju bentuk
yang sempurna. Tuhan mengetahui apapun yang kita lakukan di dunia ini. Misalnya
kita berbohong kepada orang tua atau teman, Tuhan tetap mengetahui
kebenarannya. Kita tidak bisa berbohong kepada Tuhan. Beliau yang bersifat Maha
Tahu, selalu melihat apa yang sedang kita perbuat. Sebagai manusia, sudah
seharusnya kita berbuat yang baik dan jujur, meskipun kita dapat membohongi
orang lain kita tidak dapat membohongi Tuhan karena Tuhan memiliki sifat prapti
atau berada dimana-mana.
3. Ananda
Ananda adalah kebahagiaan abadi yang bebas dari penderitaan
dan suka duka. Maya yang diciptakan Brahman menimbulkan illusi, namun tidak
berpengaruh sedikitpun terhadap kebahagiaan Brahman. Pada hakikatnya semua
kegembiraan, kesukaran, dan kesenangan yang ada, yang ditimbulkan oleh materi
bersumber pula pada Ananda ini, bedanya hanya dalam tingkatan.
Alam semesta ini adalah fragmenNya Tuhan. Brahman memiliki
prabawa sebagai asal mula dari segala yang ada. Brahman tidak terbatas oleh
waktu tempat dan keadaan. Waktu dan tempat adalah kekuatan Maya (istilah
sansekerta untuk menamakan sesuatu yang bersifat illusi, yakni keadaan yang
selalu berubah baik nama maupun bentuk bergantung dari waktu, tempat dan
keadaan) Brahman.
Jiwa atau atma yang menghidupi alam ini dari makhluk yang
terendah sampai manusia yang tersuci adalah unsur Brahman yang lebih tinggi.
Adapun benda-benda (materi) di alam semesta ini adalah unsur Brahman yang lebih
rendah. Walaupun alam semesta merupakan ciptaan namun letaknya bukan di luar
Brahman melainkan di dalam tubuh Brahman.
Aspek-aspek Brahman ini mengacu pada sifat-sifat Tuhan. Memahami sifat-sifat Tuhan dalam ajaran Agama
Hindu melalui Asta Aiswariya. Asta Aiswarya adalah bentuk dan sifat Kemahakuasaan Sang Hyang
Widi skala dan niskala, yang terdiri dari delapan kekuatan,. Bagian-bagian dari
Asta Aiswarya adalah :
1.
Anima
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang sangat halus.
2.
Laghima
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang sangat ringan.
3.
Mahima
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang sifat sangat besar, sangat luas, dan tak
terbatas
4.
Prapti
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang dapat mencapai segala tempat
5.
Isitwa
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang melebihi segala-galanya
6.
Prakamya
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang kehendak-Nya selalu tercapai
7.
Wasitwa
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang sangat berkuasa
8.
Yatrakamawasayitwa
artinya bentuk dan sifat Tuhan yang kodrati tidak dapat diubah
Kedelapan
bentuk dan sifat ini bersemayam pada-Nya yang dilambangkan sebagai Singhasana
meliputi seluruh alam semesta, terpusat pada empat kekuatan aktif, yaitu:
- Dharma: hukum
- Jnyana: pengetahuan
- Wairagya: kesempurnaan
- Aiswarya: kekuasaan
B.
Devata atau Deva
Prasangka banyak orang yang
menganggap kosep teologis Hindu adalah Politeistik berangkat dari pemahaman yang
salah tentang Deva. Deva adalah sesuatu yang memancar dari Tuhan Yang Maha Esa.
Beraneka Deva itu adalah untuk memudahkan membayangkanNya.
Dewa-dewa atau Devata digambarkan dalam berbagai wujud, yang
menampakkan diri sebagai personal, yang berpribadi dan juga yang tidak
berpribadi. Pribadi yang dapat kita amati keterangan tentang dewa Indra, Vayu,
Surya, Garutman, Angsa yang terbang bebas di angkasa, dan sebagainya. Sedangkan
yang tidak berpribadi, antara lain seperti Om (Omkara/Pranava), Sat, Tat, dan
lain-lain.
C.
Personal
God dan Impersonal God
Tuhan menurut Monotheisme Transendent digambarkan dalam
wujud Personal God (Tuhan Yang Maha Esa Berpribadi). Menurut monotheisme
Immanent, Tuhan Yang Maha Esa selalu digambarkan Impersinal God. Memang
menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang abstrak (Impersonal God) tanpa
mempergunakan sarana jauh lebih sulit dibandingkan menyembah Tuhan Yang
Personal God melalui Bhakti dan Karma Marga.
Tuhan
Yang Maha Esa ini di dalam Veda digambarkan sebagai Personal God, dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1.
Penggambaran
Antrophomorphic : sebagai manusia dengan berbagai kelebihan seperti
bermata seribu, berkaki tiga, bertangan empat dan sebagainya.
2.
Penggambaran
Semianthrophomorphic : sebagai setengah manusia atau setengah binatang.
Penggambaran ini lebih menonjol dalam kitab-kitab Purana seperti Dewa Ganesha
(manusia berkepala gajah), Hayagriwa (manusia berkepala kuda), dan sebagainya.
3.
Penggambaran
Unantrophomorphic : tidak sebagai manusia melainkan sebagai binatang
saja, misalnya Garutman (Garuda), sebagai tumbuh-tumbuhan, misalnya Soma dan
lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vibuthi
Yoga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati
oleh para maharesi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan
dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya. Hakikat utama ajaran Vibuthi Yoga
adalah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan persoalan-persoalan yang
muncul mengenai sifat-sifat Ida Sang Hyang Widi/Tuhan Yang Maha Esa yang
transendental atau di luar alam indria.
Pemahaman
mengenai sifat-sifat Tuhan dapat diperdalam melalui penggambaran wujud Tuhan
sebagai Brahman, Devata atau Deva, Personal God dan Impersonal God. Memahami sifat-sifat Tuhan dalam
ajaran Agama Hindu melalui Asta Aiswariya. Asta Aiswarya adalah bentuk dan sifat Kemahakuasaan
Sang Hyang Widi skala dan niskala, yang terdiri dari delapan kekuatan. Asta
Aiswarya terdiri dari anima , laghima, mahima, prapti, isitwa, prakamya,
wasitwa, yatrakamawasayitwa.
3.2 Saran
Penulis berharap
dalam pembuatan makalah ini mampu memberikan kontribusi kepada pembaca untuk
dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama khususnya pada materi Vibuthi
Yoga dalam keyakinan Agama Hindu. Kita sebagai umat Hindu sudah seharusnya menjalankan ajaran
Dharma melalui pengetahuan mengenai sifat-sifat Tuhan yang Maha Ada, Maha Tahu,
dan Ananda.
DAFTAR
PUSTAKA
Cudami.
1989. Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Dharma Sarathi:
Jakarta
Darmayasa.
2013. Bagawadgitha ( Nyanyian Tuhan).
Denpasar: Yayasan Dharma Sthantanam.
Mudana,
I.N. dan I.G NgurahDwaja. 2014. Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti. KementrianPendidikandanKebudayaan: Jakarta
Kokog,
Nengah.Panca Sradha. Terdapat pada https://www.academia.edu/9805938/
Makalah_ Agama_Hindu. Diakses pada tanggal 5 Juni 2015
DOA PENUTUP
Om Dewa Suksma Parama Acintya Ya
Namah Swaha, Sarwa Karya Prasidhantam
Om
Anobadrah Kerhta Wyantu Wiswatah
Om Santih, Santih, Santih, Om
“Ya
Tuhan, dalam wujud parama acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas
anugrahmulah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik, Semoga kebaikan datang
dari segala penjuru, Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai
selamanya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar