Selasa, 11 Oktober 2016

CONTOH DRAMA SATU BABAK



NASKAH DRAMA SATU BABAK
KELOMPOK 2
KELAS IX C


OLEH :
Ketua    :    Kadek Dwi Arista
Anggota  :    Made Arum Pita Loka
                Wayan Eka Kensulasih
                Luh Evi Sugiyani
                Kesih Nurjanah
                Wayan Aryandika Nurasta

SMP NEGERI 2 BANJIT
TP 2010-2011


BERJUANG UNTUK MASA DEPANKU
Pemeran :
1.      (Eka) Nada      : Remaja Berusia 15 tahun,anak ke 3,anak keluarga kurang mampu
2.      (Dwix) Yuli       : Kakak Nada,anak ke 2,tamatan SMP,bekerja sebagai pedagang kue.
3.      (Evi) Isfa          : Anak pertama,bekerja sebagai pengasuh bayi di sekitar kompleksnya.
4.      (Arum ) Karina            : Adik Nada,anak ke 4,kelas 6 SD.
5.      (Kesih) Ibu       : Penjual nasi uduk keliling, yang penyayang
6.      (Dika) Ayah     : Bekerja sebagai penggarap sawah di tanah orang.
Sinopsis
Cerita drama mini ini sering di alami oleh beberapa pelajar.Ceritanya  dimulai ketika Nada sedang berkumpul dengan keluarganya pada malam hari di ruang makan untuk membahas mengenai sekolah Nada. Orang tua Nada tidak mampu untuk membiayai sekolah Nada. Akhirnya Nada memutuskan untuk berusaha bekerja sebagi pedagang kue seperti kakak nya,agar ia bisa melanjutkan sekolah.
                                    ( Malam hari di meja makan )
Ayah                            : (menuju dapur,di dapur ada Ibu dan Yuli. Ayah menatap mereka dengan senyum yang indah). Apa yang sedang kalian lakukan?
Ibu                               : ( mendekati ayah) ini singkong rebus Yah ?
Ayah                            : Terima kasih, bu. ( sambil mengunyah singkong rebus),
Yuli                              : YahNada tadi menangis, setelah aku tanya ia menangis karena ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA.
Ayah                            : Ehm (sedikit tersedak lalu meminum airnya), Ayah mengerti keinginan adikmu yang sangat ingin melanjutkan sekolahnya itu, tapi keadaan keluarga kita tidak memungkinkan untuk melanjutkan sekolahnya. Dari sejak lama juga ayah ingin melanjutkan sekolah Nada, bahkan kau dan kakakmu sampai tamat SMA. Tapi uang hasil ayah bekerja hanya cukup untuk membeli sayuran sehari – hari saja dan ayah juga sudah sisakan untuk biaya Karina sekolah sampai tamat SMP.
Ibu                               : Iya, benar yang dibilang oleh ayahmu itu. Ibu sudah berusaha agar masakan Ibu lebih enak lagi agar laku dan uangnya Ibu gunakan untuk membantu ayahmu mendapatkan uang untuk melanjutkan sekolah adik – adikmu.
Yuli                              : Iya ayah, ibu, aku mengerti jika ayah dan ibu sangat susah untuk mendapatkan uang, aku juga sudah merasakannya Yah, hasil jualan kue ku juga hanya cukup untuk menambah kebutuhan sekolah Karina yang sangat banyak itu. Sedangkan hasil kerja Kak Isfa juga demikian. Aku juga sudah bersyukur, jika Nada sudah dapat lulus SMP dengan nilai yang memuaskan. Tapi aku tak ingin cita – citanya terputus sampai disini.
Isfa                              : (pulang dari kerja), Assalamualaikum.
Ayah, Ibu dan Yuli       : (menengok ke arah pintu) Walaikum salam.
Yuli                              : (mencium tangan kakaknya) Kakak, kenapa baru pulang jam segini?
Isfa                              : (sambil mengusap keringatnya) Iya dik. Tadi kakak di suruh membantu majikan kakak untuk membuat kue. Karena anaknya besok akan ulang tahun.(lalu mencium tangan ayah dan ibu)
Nada dan Karina         : (keluar dari kamar mereka, lalu mencium tangan kakaknya dan ikut duduk di meja makan bersama Ayah, Ibu dan kakaknya)
Nada                            : Kak, teman - temanku menceritakan bahwa mereka semua akan melanjutkan sekolahnya di SMA negeri di depan SMP. Mereka semua bertanya padaku, aku akan sekolah SMA di mana. Aku tak bisa menjawabnya.
Isfa                              : Dik, kakak tau keinginanmu yang ingin melanjutkan sekolah di SMA seperti teman – temanmu yang lain tapi ingatlah, keluarga kita adalah keluarga yang kurang mampu.
Yuli                              : Tadi juga kakak sudah mempertimbangkan dengan Ayah dan Ibu tentang sekolahmu, Nada (memandang mata ayah).
Ayah                            : Maaf ya nak, Ayah tidak bisa melanjutkan sekolahmu lagi ke SMA, karena gaji hasil Ayah bekerja hanya cukup untuk membeli makanan untuk keluarga ini saja. Kau harus mengerti, semua anak – anak ayah harus bisa tamat SMP, jika kau mau melanjutkan sekolah ke SMA, pasti sekolah adikmu akan terganggu.
Ibu                               : Iya nak, kau tidak boleh egois. Ibu sudah merasa puas karena kau dapat lulus SMP dengan nilai yang memuaskan(memberi senyum kepada Nada).
Nada                            : Terima kasih Bu, ya, kalau seandainya aku tidak bisa melanjutkan sekolah lagi, aku akan mencoba mencari pekerjaan yang pantas seperti Kak Isfa dan Kak Yuli(sambil melihat kedua kakaknya)
Karina                          : Kak Nada, aku juga pasti membantu kakak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak(sambil tertawa kecil).
Yuli                              : Seandainya saja ada pekerjaan kantoran yang menerima anak tamat SMP. Pasti kakak akan usahakan untuk mencarikanmu pekerjaan itu, Nada(terlihat mengeluh).
Isfa                              :  Kakak juga akan coba carikan kamu pekerjaan di lingkungan kompleks ini(memandang adiknya dengan penuh kasih sayang).
Nada                            : Terima kasih Kak(tersenyum melihat kedua kakaknya).
Ayah                            : Baiklah, kita lanjutkan besok saja. Ini sudah terlalu malam, lagi pula kalian besok juga akan bekerja pagi, terutama Karina, besok kau sekolah,Nak(sambil memasuki kamar yang mungil).
Nada dan Karina         : baik, Yah(lalu memasuki kamar di sudut rumah).
Isfa dan Yuli                : Iya Yah, kami tidur sebentar saja. Kami masih ingin mengobrol(sambil tersenyum pada Ayahnya).
Ibu                               : Sudah ya  Nak, ibu mau tidur dulu, besok ibu harus bangun pagi – pagi untuk menyiapan barang dagangan(berjalan menuju kamar Ayah).
Isfa dan Yuli                : Iya, Bu(sambil tersenyum kepada Ibunya).
Isfa                              : Dik, pekerjaan apa yang pantas untuk Nada? (terlihat seperti orang yang bingung)
Yuli                              : Ehm(sambil mengelus rambutnya), aku juga bingung Kak. Atau sementara waktu ini, Nada ikut denganku saja berjualan kue.
Isfa                              : iya kalau dia mau, kalau  tidak?(semakin terlihat bingung).
Yuli                              : Aku yakin dia pasti mau, karena kita belum menemukan pekrjaan yang pantas untuknya.(menuju ke ruangan diantara kamar Ayah dan Nada), ayo Kak, kita tidur ini sudah larut, besok aku harus ke pasar pagi – pagi.
Isfa                              : (menyusul adiknya ke kamar tengah).

                                    (Pagi-pagi buta di teras rumah )
Nada                            : ( menyapu halaman rumah)
Yuli                              : ( menuju tempat duduk di teras rumah) lagi nyapu ya dik ? Sini bentar donk ! kakak mau bicara.
Nada                            : ada apa kak ?
Yuli                              : Gmana sama sekolah kamu?
Nada                            : Aku sudah tarik keinginanku yang terlalu berharap untuk melanjutkan sekolah ke SMA. Aku juga sudah ingin mencari pekerjaan seperti Kak Isfa dan Kak Yuli. Aku ingin membantu Ayah untuk mencari uang agar dapat memenuhi sandang keluarga kita dan memnuhi kebutuhan Karina sekolah. Biarlah hanya Karina yang hanya bisa melanjukan sekolahnya hingga SMA(menundukkan kepalanya karena kecewa).
Yuli                              : tidak dik,kakak tidak akan membiarkan mu berhenti sampai SMP. Kakak akan berusaha agar kamu,tidak seperti kakak yang hanya lulus SMP.( Menunduk sedih ) gimana kalu kamu ikut kakak berjualan kue?
Nada                            : Aku mau kak,semoga saja hasil jualan kue bisa menambah-nambah uang sekolahku.
Yuli                              : (mengeluarkan sejumlah uang) Dik,ini kakak punya sedikit uang untuk melanjutkan sekolahmu.Kakak akan berusaha agar kamu tetap melanjutkan sekolah.
Nada                            : (memeluk Yuli,matanya berkaca-kaca) trimaksih kak
Karina                          : ( berlari kecil membawa uang ribuan dan beberaparecehan) Kak Nada,aku juga ingin membantu kakak,ini uang tabungan aku.Kakak pakai saja,nanti aku bisa nabung lagi.
Nada                            : tidak usa dik,kamu simpan saja. Kakak sudah cukup kok.
Karina                          : Ya sudah kalau tidak mau,(tersenyum,lalu masuk ke dalam rumah.)
Yuli dan Nada              : (tertawa meliht Karina )
                                                SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar